Selasa, 01 Februari 2011

Sarung Bantal Kursi (Cushion Pillow)



Bosan dengan sarung bantal kursi yang lama? Yuk, kita membuat sarung bantal kursi yang baru. Caranya mudah sekali, tidak perlu menggunakan restleting, dan bisa diselesaikan dalam waktu kurang dari 1 jam jika menggunakan mesin jahit.
Supaya sarung bantal terlihat lebih manis, untuk tampak muka bisa digunakan 2 motif kain.

Sarung bantal kursi yang akan dibuat berukuran 40 x 40 cm.

Bahan-Bahan yang diperlukan:

- 1 lembar kain bermotif ukuran 15,5cm x 42cm (untuk bagian depan)
- 2 lembar kain polos masing-masing ukuran 15,5cm x 42cm (untuk bagian depan)
- 2 lembar kain polos masing-masing ukuran 28cm x 42cm (untuk bagian belakang)



Cara Membuat:

1. Obras sekeliling kain. Jika tidak diobras, pada saat penyambungan kain dijahit dua kali, pertama pada bagian kain yang baik, kemudian dibalik dan dijahit kembali pada bagian yang buruk.

2. Jahit kain untuk bagian depan dengan motif bunga diapit motif polos.



3. Untuk bagian belakang, salah satu sisinya dilipat ke dalam dua kali masing-masing 1 cm, kemudian ditindas dengan jahitan lurus.



4. Sambung kain bagian depan dengan kain bagian belakang, dimana kedua lembar kain bagian belakang saling tumpang tindih di tengah.



5. Sarung bantal siap digunakan, masukkan bantal melalui lubang pada bagian belakang.

Tampak muka


Tampak belakang


Jumat, 14 Januari 2011

Clutch Bag / Tas Pesta

Minggu lalu aku pelatihan membuat clutch bag (tas mungil yang biasa dipakai ke pesta), dan di bawah ini adalah hasil karyaku. Clutch bag ini cukup besar untuk memuat handphone (blackberry) dan kaca mata.

Cantik juga, ya.....





Selasa, 13 Juli 2010

Liburan ke Gunung Bromo

Tulisanku kali ini tidak ada hubungannya dengan jahit-menjahit, tapi tentang acara liburan keluarga. Liburan sekolah akhir Juni 2010 yang lalu kami berempat (aku, suami dan kedua anakku) memilih untuk berlibur ke Gunung Bromo di Jawa Timur lewat darat alias naik mobil dengan menyetir sendiri. Rute yang kami ambil adalah lewat Pantura, sayangnya sepanjang perjalanan banyak jalan yang berlubang.

Selasa pagi 22 Juni 2010, kami meluncur dari BSD Serpong menuju Semarang dan menginap di Puri Garden Semarang, keesokan harinya perjalanan dilanjutkan ke Surabaya dan menginap di Hotel Royal Regal. Di Surabaya kami sempatkan untuk melewati Jembatan Suramadu di waktu malam. Hebat ya, ternyata di Indonesia ada juga jembatan panjang yang menghubungkan dua pulau. Dari arah Surabaya jembatannya terang benderang dengan lampu, tapi menjelang ke arah Madura lampunya tidak ada yang menyala. Hari ke tiga kami berangkat ke Gunung Bromo dan mampir di Sidoarjo untuk melihat lumpur Lapindo. Sukar untuk membayangkan bahwa kawasan seluas itu bisa tertutup lumpur. Kasihan sekali saudara-saudara kita yang tertimpa musibah ini. Mudah-mudahan semua masalah yang berkaitan dengan lumpur lapindo dapat segera teratasi dengan baik.



Dari Sidoarjo perjalanan dilanjutkan ke Gunung Bromo lewat Pasuruan - Probolinggo.

Pemandangan selepas Probolinggo menuju kawasan Gunung Bromo sangat indah. Kami sampai di daerah Gunung Bromo sekitar pukul 3 sore dan check in di hotel Cemara Indah. Hotel ini pemandangannya langsung menghadap Gunung Bromo dan pura yang biasa dipakai untuk ibadah masyarakat hindu suku Tengger. Sewa semalam 375 ribu rupiah + extra bed 50 ribu rupiah, dengan fasilitas air panas, televisi dan sarapan pagi.



Udara malam dan dini hari sangat dingin, sehingga perlu persiapan jaket tebal. Tapi kalau tidak mau repot, pihak hotel juga menyediakan sewa jaket Rp.25.000,-/jaket. Untuk sarung tangan dan topi bisa dibeli dari pengasong di depan hotel dengan harga cukup murah. Harga sarung tangan 5-10 ribu rupiah/pasang, sedangkan harga topi sekitar 15 ribu rupiah. Untuk melihat matahari terbit, kami juga memesan jeep dari pihak hotel. Harga sewa jeep hardtop sudah termasuk supir adalah 350 ribu rupiah untuk rute Gunung Penanjakan dan Gunung Bromo. Sedangkan kalau mau sampai di savanah, bukit teletubies (mirip bukit yang ada di film anak-anak teletubies) dan lautan pasir, tambah lagi 150 ribu rupiah. Karena kami ada 4 orang, maka tidak rugi menyewa jeep untuk menjelajahi kawasan Gunung Bromo dan sekitarnya yang medannya cukup sulit bagi yang tidak biasa.

Untuk melihat matahari terbit, kami berangkat dengan jeep pukul 4 dini hari menuju puncak Gunung Penanjakan dengan melalui perjalanan yang cukup menegangkan karena hari masih gelap melewati jalan yang sempit dan berkelok-kelok. Di puncak Gunung Penanjakan banyak terdapat warung makanan. Kami menyempatkan untuk mengganjal perut dengan pop mie dan secangkir kopi. Sayang pada pagi itu cuaca lebih banyak berkabut, sehingga matahari terbit tidak terlihat jelas. Tapi yang kurang beruntung bukan hanya kami saja, ternyata banyak pelancong lain baik dari dalam maupun luar negeri yang juga ingin melihat matahari terbit di Gunung Penanjakan.



Kami meninggalkan Gunung Penanjakan pukul 7 pagi menuju Gunung Bromo. Di sekitar kawasan Gunung Bromo banyak terdapat hamparan pasir dan padang rumput.











Dari tempat parkir untuk mencapai puncak Gunung Bromo bisa berjalan kaki atau menyewa kuda. Sewa kuda dari areal parkir ke tangga menuju puncak Gunung Bromo pulang pergi 100 ribu rupiah/kuda, tapi apabila kita jalan sedikit menjauh dari areal parkir, sewa kuda bisa hanya sekitar 60-70 ribu/kuda. Untuk yang jarang berolah raga, aku sarankan untuk menyewa kuda supaya kita tidak terlalu lelah saat mendaki anak tangga menuju puncak Gunung Bromo.











Selesai dari puncak Gunung Bromo, perjalanan dilanjutkan ke savanah, bukit teletubies yang indah dan lautan pasir yang halus (supir jeep kami menyebutnya pasir berbisik).



Kami kembali ke hotel pukul 10 pagi untuk sarapan di hotel. Setelah itu kami berkemas untuk melanjutkan perjalanan ke Batu-Malang, Blitar dan Yogyakarta.

Selasa, 01 Juni 2010

Tutup Galon

Beberapa hari yang lalu bu Reny mengambil pesanan taplak meja dan 6 alas piring. Kemudian beliau memesan lagi untuk sekalian dibuatkan tutup galon dari motif yang sama.

Tutup galon yang aku buat terdiri dari 3 lapis, yaitu bagian luarnya terbuat kain katun yang dilapisi busa pelapis dan kain blacu pada bagian dalam. Bagian badan tutup galon merupakan kain katun dengan warna dasar kuning, lalu aku quilt dengan free motion quilting. Bagian bawahnya aku beri renda dari kain katun dengan warna dasar hijau.


Sedangkan bagian atasnya yang berupa lingkaran aku buat dengan motif friendship star, kemudian aku tindas pada bagian sisi-sisi sambungan jahitan.


Harga tutup galon ini adalah Rp.125.000,-.

Jumat, 21 Mei 2010

Table Runner (taplak meja) & Placemat (alas piring)

Akhirnya selesai juga pembuatan taplak meja (table runner) dan 6 buah alas piring (placemat) pesanan bu Renny, setelah diselingi berbagai kegiatan yang cukup menyita waktu.

Table runner yang aku buat berukuran panjang 105 cm dan lebar 37 cm. Table runner ini dibuat dari dua motif kain katun, motif yang satu dasarnya warna kuning dan sedangkan motif yang satu lagi dasarnya warna hijau. Pada motif warna kuning aku beri sentuhan free motion quilting sehingga seperti ada efek timbulnya. Kemudian pinggirannya aku tambahkan binding (aku kurang tahu bahasa indonesianya, mungkin sama dengan bisban).



Placemat dibuat dari bahan yang sama berukuran panjang 47 cm dan lebar 32 cm. Bagian belakangnya juga aku lapisi dengan dengan kain katun warna dasar kuning dengan motif yang sama.



Harga taplak meja (table runner) di atas adalah Rp.125.000,-/buah, sedangkan harga alas piring (placemat) adalah Rp.50.000,-/buah.

Sabtu, 08 Mei 2010

Tatakan Gelas dari Perca



Tatakan gelas dari kain perca ini sangat simpel dan mudah pembuatannya. Bahan-bahan yang digunakan juga tidak banyak, serta bisa dijahit dengan tangan atau dengan mesin jahit.

Bahan-bahan yang digunakan:

1. Dua lembar kain perca/katun ukuran 13 x 13 cm
2. Satu lembar busa pengisi ukuran 12 x 12 cm
3, Benang jahit dan jarum (jika menjahit dengan tangan)



Cara Membuat:

1. Satukan kedua kain perca dengan bagian luar (bagain yang baik) saling menempel, jahit sisi-sisinya 0,5 cm dari tepi dengan menyisakan sekitar 5 cm untuk membalik kain.



2. Letakkan busa pengisi pada kain, kemudian balik kain melalui lubang yang tidak dijahit. Oya, sebelum kain dibalik jangan lupa menggunting sudut-sudut kain (jangan sampai terkena jahitan) supaya setelah dibalik sudut-sudutnya tidak terlalu tumpul.



3. Jahit lubang (bisa juga jahit semua keempat sisi tatakan gelas)



4. Kemudian jahit bagian tengah tatakan gelas membentuk silang dari pinggir kiri dan kanan untuk menahan busa pengisi tetap pada tempatnya.
Sekarang tatakan gelas siap digunakan.




Senin, 05 April 2010

Cara Membuat Dompet Tissue



Pocket tissue atau tissue saku yang dibungkus plastik sering kita taruh begitu saja di dalam tas kita. Apabila isinya tinggal sedikit, seringkali tissue tersebut terlipat-lipat. Supaya tissue tetap rapi, maka tissue perlu ditaruh di dalam dompet tissue.

Membuat dompet tissue dari kain tidaklah sulit dan hanya membutuhkan waktu kurang dari 30 menit. Berikut aku sampaikan cara membuat dompet tissue yang mudah.

1. Siapkan kain yang agak tebal ukuran 15 cm x 19 cm dan obras atau jahit zig zag bagian pinggir kain.



2. Kemudian bagian sisi yang pendek dilipat ke dalam sekitar 7 mm (ke bagian kain yang buruk) dan ditindas dengan jahitan. Lakukan untuk ke dua sisi yang pendek.



3. Setelah kedua sisi pendek selesai dikelim, lipat kain ke bagian tengah dengan bagian kain yang buruk menghadap ke luar, sehingga bagian sisi pendek yang dikelim berada di tengah.



4. Jahit kedua bagian pinggir sisi panjang (yang dilipat) sekitar 0,5 cm dari pinggir kain.



5. Kemudian balik kain sehingga bagian kain yang baik menghadap ke luar,..... jadilah dompet tissue yang cantik.